Profil Perumahan di Indonesia 2021 (update)
|
Profil Perumahan di Indonesia 2021 ini merupakan update setelah data mikro susenas 2021 di upload ke web HREIS, dengan demikian angka-angka absolut tahun 2021 sudah tersedia. Update dilakukan terhadap Profil perumahan 2021 sebelumnya terutama untuk angka absolut 2021 di Bab III, IV dan V.
Pada Tahun 2021 ini mencakup juga perkembangan perekonomian dan pertumbuhan sektor Konstruksi, Sektor real Estate dan PDB. Data PDB diperoleh dari BPS berdasarkan hasil release terbaru. Penulis : ZAINAL ACHMAD (25/03/2022)
|
Profil Perumahan di Indonesia 2021 Final -update..pdf
|
|
|
|
Profil Perumahan Di Indonesia 2021
|
Profil Perumahan di Indonesia tahun 2021, ada tambahan bab baru yaitu perkembangan perekonomian sektor real estat dan perkembangan PDB .
Dalam publikasi disini khususnya bab III, IV dan V masih menyajikan angka terakhir tahun 2020, hal ini disebabkan oleh belum tersedianya raw data mikro Susenas KOR 2021 dalam WEB HREIS. Sebagian data di bab III sudah tersedia tahun 2021 terkait dengan persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri dan rumah bukan milik. Di Bab V sudah tersedia data tahun 2021 yaitu persentase rumah tangga yang tinggal di rumah layak huni dan terjangkau. Data data tersebut diperoleh dari web BPS.
Sedangkan di Bab VI sudah tersedia data teranyar tahun 2021, untuk data harga rumah komersil menurut tipe diperoleh dengan menggerakkan data harga tahun 2020 dengan indeks harga properti Bank Indonesia.
Harga rumah subsidi tahun 2021 masih belum ada perubahan sama dengan keadaan tahun 2020. Harga median penghasilan diperoleh dari pengeuaran rumah tangga sebulan di kalikan dengan faktor pengali dari World Bank. Penulis : ZAINAL ACHMAD (22/02/2022)
|
Profil Perumahan di Indonesia 2021 Final 1.pdf
|
|
|
|
|
Profil Perumahan Di Indonesia 2020
|
Upaya memenuhi target Nasional maupun Global sesuai dengan amanat RPJMN dan SDGs memerlukan memerlukan dukungan data-data berkualitas agar dapat dihasilkan kebijakan yang didasarkan data valid. Data profil perumahan ini mengulas beberapa data perumahan yang bersifat makro dari berbagai sumber data . Sumber data pokok yang banya dipergunakan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan di bidang perumahan adalah hasil survei Sosial Ekonomi Nasional ( Susenas ) yang diselenggarakan oleh Badan pusat Statistik (BPS).
Data-data pokok di bidang perumahan dikumpulkan melalui instrumen Susenas KOR setiap tahunnya di bulan Maret. Untuk data-data spesifik perumahan yang lebih rinci digunakan instrumen Susenas MKP ( Modul kesehatan dan perumahan ) yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali di bulan September.
Sumber data lainnya dalam profil perumahan disini adalah bersumber pada data Bank Indonesia yang terkait perkembangan harga rumah, dan data yang berasal dari hasil crawling dan MAPPI. Sumber data lain terkait kebijakn dan pembiayaan perumahan diperoleh dari Dirjen Perumahan dan PPDPP.
Data profil perumahan meliputi Profil status hunian dan kepemilikan, data backlog, housing demand dan harga rumah serta Indeks Keterjangkauan.
Penulis : ZAINAL ACHMAD (30/08/2021)
|
Profil Perumahan di Indonesia 2020. edit. 20 Agt 21 update.pdf
|
|
|
|
Pertumbuhan Sektor real Estate dalam Kerangka Pengembangan Ekosistem Perumahan bagi MBR
|
Pemerintah senantiasa menggencarkan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Agar program itu berkelanjutan, Pemerintah dan pelaku usaha harus bisa membentuk ekosistem perumahan yang mampu memberdayakan MBR.
Pendekatan ekosistem perumahan perlu pendekatan yang holistik dan sangat komplek , perlu perhatian khusus dari pelaku usaha perumahan dan dukungan dari Pemerintah. Para pemengku kepentingan (Stakeholder) perlu memahami esensi dari MBR yang dilayani, termasuk memperlakukan MBR sebagai obyek dan subyek dalam pemenuhan perumahan.
Kolaborasi pemerintah selaku pembuat kebijakan, lembaga perbankan selaku lembaga mediasi dan pengembang selaku penyedia perumahan haruslah selalu berorientasi pada kebutuhan MBR . Selanjutnya bila MBR menjadi sentra perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan rumah murah, tentu perlu dipikirkan proses berkelanjutan atas kondisi MBR sebelum dan sesudah mendapatkan rumah murah. Jika ekosistem perumahan ini dapat diwujudkan dampaknya akan signifikan terhadap peningkatan penghasilan, mengurangi resiko kredit macet dan peningkatan kualitas hidup bagi MBR.
Dalam kerangka pengembangan ekosistem perumahan yang kondusif diperlukan informasi tentang potensi demand dan real demand MBR, serta perkembangan makro perekonomian dan harga rumah. Penulis : ZAINAL ACHMAD (30/08/2021)
|
Pertumbuhan Sektor Real Estate Dalam Kerangka Pengembangan Ekosistem Perumahan FIXED.pdf
|
|
|
|
|
Housing Carreer Konsep dan Identifikasi Kebutuhan dan Sumber Datanya
|
Karir perumahan adalah pergerakan seseorang untuk mendapatkan rumah dimana menggambarkan proses seseorang atau pasangan muda untuk meninggalkan rumah orang tuanya dengan menyewa rumah , tahap ini adalah tahapan transisi untuk kepemilikan rumah. pergerakan mencari rumah sewa, ke kepemilikan rumah dan secara bertahap akan berusaha memiliki rumah yang lebih besar atau lebih bagus lagi sejalan perbaikan kesejahteraan ekonominya.
Identifikasi karir perumahan terkendala oleh ketersediaan datanya, karena itu dibutuhkan survei yang kontinyu . Data awal yang bersifat makro dengan jumlah sampel yang besar diperoleh dari Susenas KOR dan Modul MKP.
Berdasarkan Susenas KOR yang dapat didentifikasi adalah data karir perumahan satu tahap yaitu status kepemilikan rumah saat periode survei, sedangkan pada Susenas MKP dapat diidentifikasi data karir perumahan 2 tahap, yaitu status kepemilikan rumah pada tahap periode survei dan rencana membeli rumah atau membangun rumah sendiri.
Data karir perumahan dari Susenas KOR dan MKP yang dapat di eksplore adalah berdasarkan status kepemilikan, Strata pendapatan, status lapangan pekerjaan serta status informal dan Formal, kemudian kelayakan hunian dan rencana membeli rumah menurut generasi. Penulis : ZAINAL ACHMAD (03/07/2021)
|
Housing Carrer Identifikasi konsep dan Kebutuhan Data Fixed.pdf
|
|
|
|
Identifikasi Data Public Housing
|
Rumah tangga yang belum meliliki rumah yang biasa disebut backlog/ berkebutuhan rumah ( housing Need ), Rumah tangga tersebut dapat dikelompokkan sebagai yang berdaya beli , yaitu yang berpendapatan/pengeluaran rumah tangganya dikategorikan diatas miskin ( pengeluaran rt > 2 juta rupiah ) . Sedangkan rumah tangga dengan pengeluaran rt sebesar <= 2 juta dikelompokkan sebagai rumah tangga yang tidak berdaya beli. Rumah tangga ini disebut berkebutuhan Public Housing ( social Housing ).
Rumah tangga publik housing ini lebih banyak di wilayah perkotaan ( menghuni daerah slum) dari pada di wilayah pedesaan. Dengan kategori usia kepala rumah tangga yang terbanyak adalah usia 25 tahun sd 55 tahun.
Status pekerjaan rumah tangga public housing ini sebagian terbesar pekerjaannya disektor Formal dan wiraswasta, pekerjaan-pekerjaan yang menjanjikan adanya perbaikan kesejahteraan. Hal ini juga menjadi salah satu sebab penurunan jumlah public housing setiap tahunnya.
Sumber data berasal dari hasil olahan Susenas KOR dan Modul konsumsi, tahun 2018 - 2020. Penulis : ZAINAL ACHMAD (10/06/2021)
|
Public Housing dan Identifikasi Data.-4.pdf
|
|
|
|
|
Sebaran Backlog dan EWS 2018 - 2020
|
Sebaran backlog kepemilikan dan ews dihitung per provinsi. EWS adalah indikator yang dihitung untuk menggambarkan provinsi-provinsi yang angka backlognya sudah diatas rata-rata + 1 standar deviasi . Provinsi-provinsi dalam kategori ews ini diberi warna merah.
Untuk provinsi yang besaran angka backlognya berada antara rata-rata backlog sampai dengan rata-rata + 1 standar deviasi berada pada wilayah warna kuning.
Sedangkan untuk provinsi yang besaran backlognya berada dibawah rata-rata provinsi/kabupaten kota berada pada area warna putih atau area aman.
Provinsi dengan area backlog warna merah adalah provinsi yang perlu mendapat perhatian lebih dalam hal kebijakan bantuan pembiayaan perumahan untuk mengurangi angka backlog di provinsi tersebut. Penulis : ZAINAL ACHMAD (07/06/2021)
|
SEBARAN BACKLOG DAN EWS.2 FIXED.pdf
|
|
|
|
Distribusi Pengeluaran dan Potensi Demand
|
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator bagi kesejahteraan masyarakat, semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka semakin rendah persentase pengeluaran rumah tangga non makanan , maka kelihatan makin sejahtera masyarakatnya.
Semakin besar persentase pengeluaran rumah tangga untuk non makanan maka semakin besar pula kemampuan daya beli masyarakat untuk komponen perumahan. Bila dikaitkan dengan standar Bank untuk angsuran pinjaman pembiayaan yang mengacu pada sepertiga dari penghasilan. Maka rumah tangga dengan pengeluaran rumah tangga non makanan diatas 40 persen , dianggap mampu dan layak bisa mengangsur kredit pemilikan rumah.
Masyarakat yang belum memiliki rumah yang disebut dengan Housing need/Backlog kepemilikan terbagi menurut strata pendapatan/pengeluaran rumah tangga. Masyarakat dengan kemampuan daya beli, adalah strata masyarakat dengan pengeluaran rumah tangga yang berada diatas garis kemiskinan, selanjutnya disebut potensi demand kepemilikan rumah. Penulis : ZAINAL ACHMAD (07/06/2021)
|
DISTRIBUSI PENGELUARAN KONSUMSI DAN POTENSI DEMAND FIXED.pdf
|
|
|
|
|
Tabel 1 Backlog Kepemilikan
|
Backlog kepemilikan adalah suatu istilah untuk rumah tangga yang belum memiliki rumah.
Backlog kepemilikan hasil perhitungan dari data yang tersedia di Susenas , adalah jumlah rumah tangga yang menempati rumah bukan milik sendiri dikurangi dengan jumlah rumah tangga yang menempati rumah bukan milik sendiri tapi memiliki rumah ditempat lain Penulis : ZAINAL ACHMAD (07/06/2021)
|
Backlog kepemilikan.pdf
|
|
|
|
Sebaran Rumah Tidak Layak Huni 2019 dan 2020
|
Perumahan dan pemukiman yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar seperti halnya pendidikan dan kesehatan yang pemenuhannya diamanatkan dalam UUD 45. Komitmen terhadap kebutuhan dasar tersebut juga sejalan dengan agenda Global tujuan pembangunan yang berkelanjutan 2030 ( SDGs 2030) halaman 28.
Dalam tulisan ini dibahas tentang sebaran rumah layak huni per provinsi, selain itu hal yang terkait dengan kondisi rumah tangga yang menempati rumah tidak layak huni yaitu masalah kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan pendapatan.
Terakhir diulas juga keterkaitan rumah tangga yang menempati rumah tidak layak huni dengan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan antar wilayah. Penulis : ZAINAL ACHMAD (06/06/2021)
|
Sebaran rumah tidak layak huni fixed.pdf
|
|
|
|
|
Sebaran Kepemilikan Rumah dan Status Sewa
|
Beberapa wilayah/provinsi tertentu yang mobilitasnya tinggi karena migrasi masuk yang besar karena alasan ekonomi dan ataupun pendidikan ditengarai persentase rumah tangga yang tinggal dirumah sewa/kontrak juga besar . Wilayah-wilayah tersebut antara lain adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kep Riau, Riau, Bali dan Jawa Barat untuk wilayah Bodebek.
Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah yang banyak menarik migran masuk yang besar, hal ini dapat dilihat dari data migrasi hasil SP 2010 dan Supas 2015.
Untuk wilayah Jawa Barat yang menonjol arus migran masuk adalah wilayah Bodebek, Sedangkan Provinsi Banten menarik diamati wilayah Kabupaten/Kota Tangerang dan Kota tangerang selatan.
Terakhir dalam tulisan ini menarik diamati keterkaitan antara migran masuk yang besar dengan persentase Status penghunian rumah sewa/kontrak yang besar.
Sumber data Susenas KOR, data migrasi dari Supas 2015 dan SP 2010 Penulis : ZAINAL ACHMAD (06/06/2021)
|
SEBARAN Kepemiikan rumah dan Status Sewa. - FIXED.pdf
|
|
|
|
Keterjangkauan Harga rumah
|
Keterkangkauan harga rumah disajikan berdasarkan Harga Rumah Subsidi dan Harga Rumah Komersil. Indeks Keterjangkauan harga rumah subsidi dihitung tahun 2019 dan 2020, Sedangkan Indeks keterjangkauan harga rumah komersil data tersedia hanya tahun 2020.
Data median penghasilan diperoleh dari data Susenas setelah proxy data median pengeluaran rumah tangga dikalikan dengan Faktor pengali penghasilan yang didasarkan dari data WB.
Indeks keterjangkauan harga rumah subsidi tahun 2020, mengalami kenaikan dari tahun 2019, yang berarti ada penurunan keterjangkauan , hal ini diduga karena kondisi perekonomian menurun pada tahun 2020 yang diakibatkan oleh pandemic covid 19.
Indeks keterjangkauan rumah komersil yang digunakan adalah didasarkan pada harga rumah MAPPI. Hal ini dilakukan karena setelah diperbandingkan antara harga rumah MAPPI dengan data harga rumah123, tercatat harga rumah mappi dari sisi coverage lebih lengkap dibandingkan data Harga rumah123.
Indeks keterjangkauan harga rumah komersil dihitung dalam 4 tipe rumah, yaitu tipe Kecil dengan LB <= 36 M2 ; tipe sedang dengan LB >36 - <= 70 M2 ; tipe besar dengan LB > 70 - <=200 M2 dan tipe sangat besar dengan LB > 200 M2 Penulis : ZAINAL ACHMAD (04/06/2021)
|
KETERJANGKAUAN HARGA RUMAH. Mappi.pdf
|
|
|
|
|
Housing Demand Effektif vs Housing Queue
|
Tulisan ini mengupas identifikasi data yang terkait dengan informasi antrian rumah (Housing Queue), identifikasi data menggunakan data Susenas KOR untuk mengidentifikasi jumlah housing demand. Identifikasi dimulai dari erabolasi data Need , menurut kelompok pengeluaran, sehingga diperoleh rumah tangga yang belum memiliki rumah namun berdaya beli. Berdaya beli ditentukan dengan besaran pengeluaran rumah diatas garis miskin atau pengeluaran rt perbulan sekitar <= 2 juta rupiah.
Untuk yang berdaya beli perlu di identifikasi lagi apakah berniat membeli /memiliki rumah dalam waktu 1 sd 3 tahun kedepan. Datanya diperoleh dari Susenas MKP yang periode pencacahannya 3 tahun sekali.
Berdasarkan Susenas MKP diperoleh data rumah tangga yang belum memiliki rumah dan berniat membeli/memiliki rumah dengan cara membeli tunai, membeli dengan cara angsuran melalui KPR atau non KPR, membangun sendiri. Untuk selanjutnya disebut dengan effektif demand. Untuk menjaring antrian rumah dari kelompok demand effektif ini , informasinya sudah mendaftar untuk membeli rumah melalui KPR maupun Non KPR.
Aplikasi Sikasep memuat informasi yang mendaftar untuk membeli rumah subsidi, aplikasi ertlh memuat informasi bantuan perbaikan rumah. Untuk mendapatkan konsep HQ yang tepat masih harus ada diskusi dan kesepakatan, kemudian perlu suatu aplikasi untuk menjaring HQ Penulis : ZAINAL ACHMAD (04/06/2021)
|
Housing Demand Effektif vs HQ - Fixed2 PDF.pdf
|
|
|
|
|
|